i MAKALAH RUMPUN BAHASA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Ulang T
i MAKALAH RUMPUN BAHASA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Ulang Tengah Semester 4 Mata Kuliah Linguistik Bandingan PEMBIMBING : LELI TRIANA, S.S., M.Pd. Oleh : AGUSTYA DYAH NUGRAHAENI NPM. 1516500005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2018 ii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt, atas segalah limpah rahmat , inayah, Taufik dan Hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Ulangan Tengah Semester 4 mata kuliah Linguisik Bandingan. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai rumpun bahasa dalam kehidupan masyarakat. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Olehkarena itu, kami ssangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan gaya guna. Harapan saya mudah-mudahan makalah yang sederhana ini benar-benar dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Tegal, 7 April 2018 iii DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................. ii Daftar Isi .......................................................................................................... iii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Malasah ................................................................................ 2 C. Tujuan .................................................................................................. 3 BAB II Pembahasan A. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam Rumpun dan Kelompok Bahasa Austronesia dan Sejarah Bahasa Melayu .......................... 3 B. Sumber Bahasa Indonesia .................................................................... 7 C. Peresmian Bahasa Indonesia ................................................................ 8 D. Peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia .............. 8 BAB III Penutup A. Kesimpulan .......................................................................................... 10 B. Saran .................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi sudah barang tentu menunjang berbagai aktifitas hidup manusia. Apabila bahasa berperan sebagai alat berkomunikasi, baik itu mengunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Berangkat dari hal tersebut kami penulis membahas singkat dari segi fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia. Selain itu pula penulis dilatar belakangi dengan tugas perkuliahan dan sebagian bangsa Indonesia belum memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indoonesia sebagai bahasa Nasional. Sehingga tidak sedikit bahasa Indonesia dijadikan bahasa kedua setelah bahasa Daerah. Rumpun bahasa Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan dan dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur. Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu kata. Misalkan kata etimologi sebenarnya diambil dari bahasa Belanda etymologie yang berakar dari bahasa Yunani; étymos (arti sebenarnya adalah sebuah kata) dan lògos (ilmu). Pendeknya, kata etimologi itu sendiri datang dari bahasa Yunani (étymos, arti kata) dan (lógos, ilmu). Beberapa kata yang telah diambil dari bahasa lain, kemungkinan dalam bentuk yang telah diubah (kata asal disebut sebagai etimon). Melalui naskah tua dan perbandingan dengan bahasa lain, etimologis mencoba untuk merekonstruksi asal- usul dari suatu kata - ketika mereka memasuki suatu bahasa, dari sumber apa, dan bagaimana bentuk dan arti dari kata tersebut berubah. Etimologi juga mencoba untuk merekonstruksi informasi mengenai bahasa- bahasa yang sudah lama untuk memungkinkan mendapatkan informasi langsung mengenai bahasa tersebut (seperti tulisan) untuk diketahui. Dengan membandingkan kata-kata dalam bahasa yang saling bertautan, seseorang dapat mempelajari mengenai bahasa kuno yang merupakan “generasi yang lebih lama”. Dengan cara ini, akar bahasa yang telah diketahui yang dapat ditelusuri jauh ke belakang kepada asal-usul keluarga bahasa Austronesia Ketika Belanda menjajah Indonesia dari abad ke-17, Bahasa Belanda ikut dibawa bersama mereka. Kelas penguasa berbicara dalam bahasa Belanda, sementara para petani menggunakan bahasa Melayu, bahasa Jawa atau bahasa daerah lain masa itu. Hal ini menyebabkan banyak kata yang berpasangan dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Contohnya, polisi mirip dengan Bahasa Belanda politie; handuk dengan handdoek, yang memiliki arti "lap (doek) tangan (hand)". Sepeda berasal dari Belanda 2 vélicopède (yang dipinjam Belanda dari Bahasa Perancis). Sesudah Belanda keluar dari Indonesia, banyak perkataan pinjaman Belanda sudah dilatinisasikan: misalnya, kwalitet (Bld. “kwaliteit”) sering diganti menjadi kualitas (Latin “qualitas”). Sebelumnya, Bahasa Sansekerta sudah memasukkan banyak perkataan dalam bahasa Indonesia, terutamanya dalam bahasa Jawa. Contohnya: kusuma berarti “bunga”, wijaya berarti “yang menang”, kota berarti “benteng”, pahala berarti “buah”, "hasil" atau “pala”, maha berarti “besar” dan ratusan yang lain. Bahasa Indonesia terbukti mampu mengakomodasi kata-kata dari banyak bahasa: Arab, Belanda, Inggris, Latin, Perancis, Sansekerta, Spanyol, Tionghoa, Yunani dan lain lain. Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu di provinsi Riau, Sumatra, Indonesia). Ia sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia. Bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa Melayu Tinggi atau Melayu Baku yang merupakan bahasa dengan logat utama untuk bahasa Indonesia. Jadi, bahasa Indonesia disebut sebagai dialek baku dari bahasa Melayu. Ø Bahasa melayu merupakan lingua franca bagi perdagangan dan hubungan politik dinusantara pada masa pra-kolonial. Bahasa melayu juga dituturkan didaerah Afrika Selatan, Srilanka, Thailand selatan, Fhilifina selatan, Myanmar selatan, sebagian kecil Kamboja hingga Papua Nugini dan Australia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia dalam rumpun dan kelompok Bahasa Austronesia dan sejarah Bahasa Melayu 2. Apa sumber Bahasa Indonesia ? 3. Bagaimana peresmian Bahasa Indonesia ? 4. Apa saja eristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Bahasa indonesia? 3 C. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas Tengah Semester 4 2. Untuk mengetahui rumpun Bahasa 3. Dapat mengetahui kedudukan Bahasa Indonesia dalam rumpun Bahasa 4. Dapat mengetahui peresmian Bahasa Indonesia 4 BAB II PEMBAHASAN A. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam rumpun dan kelompok Bahasa Austronesia dan sejarah Bahasa Melayu Rumpun bahasa Austronesia (atau kadang disebut "bahasa kepulauan") adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan dan dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur. Kebanyakan bahasa-bahasa Austronesia tidak mempunyai sejarah panjang dalam bentuk tertulis, sehingga upaya untuk merekonstruksi bentuk-bentuk yang lebih awal, yaitu sampai pada Proto-Austronesia, menjadi lebih sulit. Prasasti tertua dalam bahasa Cham, yaitu Prasasti Dong Yen Chau yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4 Masehi, sekaligus merupakan contoh bukti tertulis tertua pula bagi rumpun bahasa Austronesia. Austronesia mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa-bahasa Austronesia. Wilayah tersebut mencakup Pulau Formosa, Kepulauan Nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Secara harafiah, Austronesia berarti "Kepulauan Selatan" dan berasal dari bahasa Latin austrālis yang berarti "selatan" dan bahasa Yunani nêsos (jamak: nesia) yang berarti "pulau". Jika bahasa Jawa di Suriname dimasukkan, maka cakupan geografi juga mencakup daerah tersebut. Studi juga menunjukkan adanya masyarakat penutur bahasa Melayu di pesisir Sri Langka. Untuk mendapat ide akan tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu genetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang ilmu sejarah bahasa, bangsa Austronesia berasal dari Taiwan karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia. Comrie (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis: . Bahasa-bahasa Formosa lebih beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung menjadi satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di antara bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan. 5 Setidaknya sejak Sapir (1968), ahli bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia. Bukti dari ilmu arkeologi menyarankan bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar delapan ribu tahun yang lalu Dari pulau ini para pelaut bermigrasi ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat benua Afrika dan ke seluruh Samudra Pasifik, mungkin dalam beberapa tahap, ke seluruh bagian yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia Bukti dari ilmu sejarah bahasa menyarankan bahwa migrasi ini bermula sekitar enam ribu tahun yang lalu Namun, bukti dari ilmu sejarah bahasa tidak dapat menjembatani celah antara dua periode ini. Pandangan bahwa bukti dari ilmu bahasa menghubungkan bahasa Austronesia purba dengan bahasa-bahasa Tiongkok-Tibet seperti yang diajukan oleh Sagart (2002), adalah pandangan minoritas seperti yang dinyatakan oleh Fox (2004:8): Disiratkan dalam diskusi tentang pengelompokan bahasa-bahasa Austronesia adalah permufakatan bahwa tanah air bangsa Austronesia berada di Taiwan. Daerah asal ini mungkin juga meliputi kepulauan Penghu di antara Taiwan dan Cina dan bahkan uploads/Geographie/ makalah-rumpun-bahasa.pdf
Documents similaires










-
60
-
0
-
0
Licence et utilisation
Gratuit pour un usage personnel Attribution requise- Détails
- Publié le Jul 03, 2022
- Catégorie Geography / Geogra...
- Langue French
- Taille du fichier 0.1791MB